Rabu, 19 Agustus 2009

Kenali Tujuan Puasa Anda !

Besok, 1 September 2008 bertepatan dengan 1 Ramadhan 1429 Hijriah, umat Islam seluruh dunia mengosongkan perut dari makan dan minum alias puasa. Hendaknya semua punya tujuan sama yakni menuju ketaqwaan.

Untuk mencapai taqwa, puasa tidak hanya dihayati sebagai menahan lapar dan dahaga tetapi bersamaan dengan itu, menghayati hakikat penciptaan manusia di muka bumi. Selain itu, puasa harus dihayati sebagai dorongan kepada manusia untuk berhati-hati agar tidak terpedaya setan.

Prof Quraish Shihab, Guru Besar Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, mengatakan puasa yang dilakukan umat Islam digarisbawahi oleh Al-Qur'an sebagai bertujuan untuk memperoleh takwa.

"Tujuan tersebut tercapai dengan menghayati arti puasa itu sendiri. Memahami dan menghayati arti puasa memerlukan pemahaman terhadap dua hal pokok menyangkut hakikat manusia dan kewajibanya di bumi ini," dalam sebuah tulisannya.

Pertama, manusia pada hakikatnya diciptakan Tuhan dari tanah, kemudian dihembuskan kepadanya ruh ciptaan-Nya, dan diberikan potensi untuk mengembangkan dirinya hingga mencapai satu tingkat yang menjadikannya wajar untuk menjadi khalifah (pengganti) Tuhan dalam memakmurkan bumi ini.

"Dalam Kitab Perjanjian Lama demikian pula dalam kitab-kitab hadits, ditemukan bahwa Tuhan menciptakan manusia menurut 'petanya', dalam arti diberi potensi untuk memiliki sifat-sifat Tuhan sesuai dengan kemampuannya sebagai makhluk," ungkap Quraish Shihab.

Kedua, dalam perjalanan manusia menuju bumi, 'transit' di surga, agar pengalaman yang diperolehnya di sana dapat dijadikan bekal dalam menyukseskan tugas pokonya di bumi ini. "Pengalaman tersebut antara lain adalah persentuhannya dengan keadaan di surga itu sendiri," katanya.

Di surga, lanjut Quraish, telah tersedia segalam macam kebutuhan manusia, antara lain sandang pangan serta ketentraman lahir dan bathin (QS 20:118-119 dan QS 56:25). Hal ini mendorongnya untuk menciptakan bayangan surga di bumi, sebagaimana pengalamannya dengan setan mendorongnya untuk berhati-hati agar tidak terpedaya lagi sehingga mengalami kepahitan yang dirasakan ketika terusir dari surga.

Cendikiawan muslim Prof Jalaluddin Rakhmat, mengatakan puasa diwajibkan bukan hanya dalam agama Islam, tetapi juga dalam agama Yahudi, Nasrani, bahkan agama-agama lainnya.

Mengapa puasa itu disyariatkan Allah SWT pada seluruh agama? Menurutnya, pertama, puasa adalah alat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

"Hakikat keberagamaan adalah upaya untuk mendekati Allah sehingga kita menemukan puasa terdapat pada seluruh agama di dunia ini," ungkap Jalaluddin.

Kedua, agama memenuhi kebutuhan spiritual atau kebutuhan rohani. "Jika Anda seorang antropolog, Anda yakin bahwa banyak lembaga-lembaga sosial dibentuk untuk memenuhi kebutuhan manusia," katanya.

Kang Jalal mencontohkan lembaga pernikahan, untuk memenuhi kebutuhan seksual manusia akan pemuasannya. Contoh lain, untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kekuasaan, masyarakat menciptakan sistem politik. Untuk memenuhi kebutuhan ruhaniah manusia, di masyarakat lahirlah agama.

Jalal menyebutkan suatu penelitian tentang puasa. Penelitian itu mengamati sekelompok orang yang berpuasa. Setelah beberapa hari puasa, terjadi sesuatu yang aneh. Pikiran mereka menjadi lebih filosofis. "Mereka jadi bisa berfilsafat."

"Seperti seorang filsuf, orang yang berpuasa itu mulai berpikir yang abstrak. Pikiran mereka tidak terbatas pada hal-hal yang kongkrit lagi," tutup Jalal. [E1](31 Agustus 2008)

Sumber :
Ahmad Munjin
http://www.inilah.com/berita/2008/08/31/47047/kenali-tujuan-puasa-anda/
20 Agustus 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar